Repository Universitas Andalas

ARUS DARAH DUKTUS VENOSUS PADA AKHIR KEHAMILAN

yusrawati, dr (2010) ARUS DARAH DUKTUS VENOSUS PADA AKHIR KEHAMILAN. Project Report. lembaga penelitian Universitas Andalas. (Unpublished)

[img] PDF (ARUS DARAH DUKTUS VENOSUS PADA AKHIR KEHAMILAN) - Supplemental Material
Available under License Creative Commons Public Domain Dedication.

Download (794Kb)

Abstract

Tujuan : Melihat gambar arus darah Duktus Venosus(DV) pada akhir kehamilan . Rancangan penelitian : Kehor Bahan dnn cara kera : Ibu hamil dengan usia kehamilan 39 - >= 42 minggu. Kriteria Penerimaan: kehamilan tunggal, usia kehamilan 39 - >=42 minggu, dapat dievaluasi luaran postnatal. Semua ibu hamil yang memenuhi kriteria penerimaan dilakukan pemeriksaan: CTG, USG rutin dan Doppler arus darah DV janin(S-wave,D-wave,A-wave), Pengukuran dilakukan tiap minggu, hingga partus spontan atau ada indikasi terminasi atau mencapai 42 minggu. Evaluasi luaran perinatal : Jenis Persalinan, Berat badan lahir, Apgar skor menit ;l-5-l0.Komplikasi: Aspirasi, HIE, perdarahan GIT. Hasill : Terdapat 43 pasien .Ukuran sampel secara consecutive sampling. Terdapat 3 kematian perinatal. Satu kasus kematian usia kehamilan 39 minggu lahir spontan dengan berat badan lahir 3500 gram, usia 25 hari meninggal dirumah dengan anurl dan perdarahan dari saluran cerna(NEC). Kasus ke dua dengan kematian neonatal dini(hari ketiga) usia kehamilan 40 minggu dengan berat badan lahir 2000 gram, bayi lahir dengan asfiksia, meninggal pada hari ke-3 dengan penyebab PJT. Kasus ketiga usia kehamilan 41 minggu, lahir dirumah, saat lahir tidak menangis, berat badan lahir 4500 gram, air ketuban hijau kental, kemungkinan penyebab kematian adalah postmatur. Kelompok terbanyak umur 20-35 tahun (83,72%) rata-rata 29,79(6,26)tahun. Paritas terbanyak paritas 1-2 (86,05%), umur kehamilan terbanyak 41 minggu (37,50%) diikuti 39 minggu (35,42% dan 40 minggu (20,83%), rata-rata 40, 15(1 ,29) minggu. Penyebab kematian perinatal adalah hipoksia intra uterin pada PJT menyebabkan kematian neonatal dini. pada postterm mengakibatkan lahir mati dan kemalian neonatal lanjut . Hipoksia inlraulerin terlihat dari Doppler DV. SDAU masih normal (kecuali kasus 2 SDAU 3), ICA normal, FDJP normal dan CTG normal. Dari ketiga kasus ini disimpulkan hipoksia intrauterin sudah terlihal pada Doppler DV, pada parameter lainnya masih normal. Gambaran arus darah DV(S-wave) menurun secara signifikan dengan uji-T dengan meningkatnya usia kehamilan(39 ke 40 dan 41 minggu) seterusnya pada 42 minggu meningkat tetapi tidak signifikan dengan uji-T oleh karena jumlah sampel sangat sedikit dibandingkan kelompok lain (kecepatan rata-rata puncak S31,73 cnVdetik). Demikian juga pada saat awal diastolik ventrikel (D-wave) mEnurun pada 39 ke 4O Oan ke 4l minggu secara signifikan dan kelompok berikutnya meningkat tetapi tidak signifikan . Sebaliknya pada saat kontralisi atrial(A-wave) meningkat 39 ke 40 dan ke 41 dan menurun ke 42 minggu secara signifikan. Kesimpulan: pada kasus kematian perinatal Doppler DV menggambarkan hipoksia janin, sementara parameter lain masih normal. Gambaran arus darah darah DV berobah menurut usia kehamilan. Gelombang S dan D menurun 39 hingga 41 minggu, meningkat 42 minggu secara signifikan. Sebaliknya gelombang A meningkat 39 hingga 41 minggu dan menurun 42 minggu . Katp kunci : Arus darah janin, Ductus Venosus, Hipoksia janin, Usia kehamilan

Item Type: Monograph (Project Report)
Subjects: R Medicine > R Medicine (General)
R Medicine > RG Gynecology and obstetrics
Unit atau Lembaga: Lembaga Penelitian Unand
Depositing User: mharri novendra
Date Deposited: 25 Oct 2010 07:27
Last Modified: 26 Sep 2011 05:13
URI: http://repository.unand.ac.id/id/eprint/4468

Actions (login required)

View Item View Item