Fachrina , Fachrina and Ariyeni, Vilka (2010) Makna Perceraian bagi Wanita dalam Masyarakat Minangkabau Kontemporer. Project Report. Lembaga Penelitian Universitas Andalas. (Unpublished)
PDF (Makna Perceraian bagi Wanita dalam Masyarakat Minangkabau Kontemporer)
- Supplemental Material
Available under License Creative Commons Public Domain Dedication. Download (1153Kb) |
Abstract
Meskipun diketahui adanya berbagai macam akibat yang ditimbulkan oleh perceraian namun proses perceraian itu sendiri tetap ada dan terus berlangsung dari waktu ke waktu pada setiap masyarakat, dan bahkan dinyatakan secara kuantitatif meningkat setiap tahunnya. Perubahan-perubahan sosial yang terus terjadi dalam perkembangan masyarakat Minangkabau turut mengubah peran dan fingsi keluarga. Tidak terkecuali juga terhadap bentuk keluarga di Minangkabau yang bergeser kepada keluarga inti yang terdiri dari ayah, ibu dan anak, secara tidak langsung mengurangi keterlibatan dan tanggungjawab keluarga luas. Tekanan-tekanan sosial dari lingkungan keluarga dan kerabat serta teman atau lingkungan terhadap pentingnya arti ketahanan sebuah perkawinan semakin berkurang. Gejala individualis semakin mencuat dengan menjadikan persoalan rumah tangga adalah urusan mereka sendiri. Masyarakat tidak lagi memandang perceraian sebagai hal yang memalukan dan harus dihindarkan, karena jika itupun terjadi masyarakat dapat memahami terjadinya perceraian. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan latarbelakang terjadinya perceraian dan mendeskripsikan makna perceraian bagi wanita dalam masyarakat Minangkabau kontemporer. Kota Padang. sebagai daerah rantau dan perkotaan yang mewakili masyarakat Minangkabau kontemporer. Pendekatan penelitian yaitu kualitatif dengan tipe deskriptif. Informan adalah wanita yang secara genelogis merupakan orang Minangkabau, sudah berkeluarga dan saat dilakukannya penelitian sudah resmi bercerai. Informan ditentukan secara porpusif. Sedangkan informan kunci yaitu orang tua dan tokoh masyarakat, seperti ninik mamak. Berdasarkan tujuan penelitian dan asas kejenuhan maka diperoleh 6 orang informan biasa dan 2 orang informan kunci. Data yang dikumpulkan, dikategorikan dan dianalisa seca.ra kualitatif interpretatif berdasarkan kajian-kajian kepustakazrr yang relevan. Secara umum semua informan penelitian menyatakan tidak adanya kecocokan dengan pasangan dalam kehidupan perkawinan mereka menjadi alasan perceraian. Sumber ketidakcocokan mulai dari masalah pertengkaran, penyiksaan fisik, dan karena tidak mempunyai anak serta latar belakang usia pasangan dan usia perkawinan yang relatif muda. Sedangkan makna perceraian itu sendiri bagi mereka adalah (1) perceraian dianggap sebagai langkaVjalan keluar dari masalah, (2) Mempunyai makna kebebasan, dan (3) perceraian merupakan makna dari kemandirian. Tampaknya mempunyai pekerjaan dan penghasilan sendiri bagi informan menimbulkan kepercayaan diri dan ketenangan bahwa ia mampu membiayai hidupnya sendiri dan anak-anaknya. Hal ini menyebabkan mereka siap untuk hidup mandiri.
Item Type: | Monograph (Project Report) |
---|---|
Subjects: | H Social Sciences > HN Social history and conditions. Social problems. Social reform |
Unit atau Lembaga: | Lembaga Penelitian Unand |
Depositing User: | Haryoshi Utami |
Date Deposited: | 25 Oct 2010 04:05 |
Last Modified: | 26 Sep 2011 05:11 |
URI: | http://repository.unand.ac.id/id/eprint/4893 |
Actions (login required)
View Item |