Wahyuni, Sri and Gayatri, Satya and Usman, Amir Hakim (2010) SISTEM SAPAAN BAHASA MINANGKABAU DIALEK TANAH DATAR: NAGARI RAO-RAO DAN SALIMPAUNG. Project Report. Lembaga Penelitian Universitas Andalas. (Unpublished)
PDF (SISTEM SAPAAN BAHASA MINANGKABAU DIALEK TANAH DATAR: NAGARI RAO-RAO DAN SALIMPAUNG)
- Supplemental Material
Available under License Creative Commons Public Domain Dedication. Download (1202Kb) |
Abstract
Penelitian kata sapaan dalam dialek Tanah Datar dilakukan dengan mengambil kenagarian yang berdampingan yaitu Rao-Rao dan Salimpaung. Pemilihan lokasi didasarkan kepada hasil penelitian mossay dan Anwar yang menyatakan bahwa keragaman bahasa Minangkabau sangat tinggi, dan juga didasarkan kepada latar belakang sosial ekonomi yang berbeda. Rao-Rao adalah nagari perantau yang lebih dari separoh penduduknya berada di perantauan dengan sistem sirkuler (meminjam istilah Naim), sedangkan Salimpaung adalah nagari pertanian yang telah mengembangkan industri pertanian tradisional dengan tingkat mobilitas yang rendah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam hubungan antar generasi, sapaan yang digunakan cendrung lebih formal pada masyarakat yang mobilitasnya rendah seperti di salimpaung, dan kurang formal pada masyarakat perantau (Rao-Rao). Akan tetapi kedua nagari ini menunjukkan sapaan yang familiar untuk hubungan perkawinan generasi ibu dengan pihak luar, khususnya pada perkawinan antara saudara perempuan ibu dengan pihak luar. Sementara itu, untuk perkawinan saudara laki laki ibu kedua nagari ini menggunakan istilah kekerabatan dan sapaan yang sama yaitu"pasumandan" dengan sapaan yang khusus yaitu amai. lstilah kekerabatan tidak berbeda untuk keluarga bako. Perbedaan terletak dalam sapaan yang digunakan terhadap saudara ayah yang laki-laki dan saudara yang perempuan. Sapaan Ande dan uncu digunakan untuk menyapa saudara perempuan ayah yang tua dan yang muda di Salimpaung, sedangkan di Rao-Rao digunakan sapaan mak Tuo dan etek. lstilah yang cukup berbeda adalah dari generasi keempat ( F4=ego) terhadap generasi kedua ( F2=nenek), yaitu di Salimpaung digunakan sapaan uwo atau tua untuk yang perempuan dan sapaan datuak untuk yang laki laki. sedangkan di Rao -Rao tidak dibedakan. Semuanya menggunakan sapaan datuak.
Item Type: | Monograph (Project Report) |
---|---|
Subjects: | P Language and Literature > P Philology. Linguistics |
Unit atau Lembaga: | Lembaga Penelitian Unand |
Depositing User: | mharri novendra |
Date Deposited: | 25 Oct 2010 09:28 |
Last Modified: | 22 Sep 2011 04:15 |
URI: | http://repository.unand.ac.id/id/eprint/5123 |
Actions (login required)
View Item |