Admin Lp Unand, (2010) Abstrak Penelitian Fakultas MIPA tahun 2009. [Teaching Resource]
PDF
Download (497Kb) |
Abstract
HIBAH PASCA Efek Isolasi Geografis Bukit Barisan Terhadap Diversitas Jenis dari Zingiberaceae (Jahe-Jahean) di Sumatera Barat Diversity of Zingiberaceae in West Sumatra: Inferred from Geographical Isolation of Barisan Range SYAMSUARDI1, T. MAIDELIZA1, NURAINAS1, MANSYURDIN1 , T. SUSANTI2 Jurusan Biologi, Fakultas MIPA, Universitas Andalas, Kampus Limau Manis, Padang, Sumatera Barat, Indonesia 2) Jurusan Biologi, Fakultas MIPA, Universitas Islam Negeri Jambi Abstract The effect of geographical isolation of Barisan Range in West Sumatra on species diversity of Zingiberaceae has been carried out. The samples were collected from populations in western and eastern of Barisan Range and processed them to be herbarium and kept at Herbarium Univ, Andalas. The biplot and cluster analysis were used to clarify the morphological differentiation between individuals and populations of western and eastern of Barisan Range. From 856 of Zingiberaceae spesimen that deposited in Herbarium Andalas University, 49 species belonging to 9 genera (Alpinia, Amomum, Camptandra, Curcuma, Etlingera, Elettaria, Geocharis, Globba dan Hornstedtia) were clarified. The highest species diversity (14 species) was detected in Globba, followed by Etlingera 8 species, Hornstedtia 7 species, Amomum 6 species, Alpinia and Curcuma 5 species and one species in Zingiber, Camptandra, Elettaria dan geocharis). The species diversity in eastern Barisan Range (38 species) was higher than those in Western Barisan Range (35 species) and Mentawai Island (6 species). There was no morphological differentiation between individuals of Amomum cf. apiculatum from western and eastern populations. Key words: Barisan Range, geografical isolation, morphological variation, species diversity FUNDAMENTAL VARIASI GENETIK MUTAN PISANG KEPOK DAN RAJA SEREH YANG TAHAN TERHADAP PENYAKIT BDB HASIL MUTASI INDUKSI DENGAN EMS Oleh: Prof. Dr. Mansyurdin, MS Yulmira Yanti, SSi. MP ABSTRAK Klon mutan hasil induksi mutasi dengan EMS telah terseleksi tahan 5 batang untuk pisang Kepok dan 8 batang untuk pisang Raja Sereh tergolong tahan terhadap BDB. Analisis variasi genetik dilakukan dengan teknik RAPD dan perubahan genetik pada mutan dilakukan sequencing DNA. Berdasarkan profil pita hasil amplifikasi DNA klon mutan dan bukan mutan pisang Raja Sereh dengan menggunakan 4 primer (OPA04, OPD11, 0PH07 dan 0PA19) dihasilkan 34 jumlah total pita dengan jumlah pita yang polimorfik yaitu 10 pita (29,41%). Pada pisang Kepok dengan menggunakan primer 0PB01, 0PA02, OPA09 dan OPH07 dihasilkan jumlah total 160 pita tetapi yang polimorfik yang jumlah relatif rendah (3,75%). Berdasarkan profil pita yang polimorfik dapat dinyatakan bahwa variasi genetik akibat perlakuan EMS relatif tinggi pada pisang Raja sereh tetapi relatif rendah pada pisang Kepok. Perubahan genetik pada klon mutan tampak dengan Query 301 dan Query 358 yaitu berupa tidak muncul beberapa basa pada sekuen DNA menunjukkan bahwa mutasi yang terjadi disebabkan oleh delesi pada nukleotida. Pertumbuhan dan produksi kandungan triterpenoid dari kultur akar rambut Centella asiatica hasil transformasi Agrobacterium rhizogenes dengan pemberian elisitor OLEH: DR.ZOZY ANELOI NOLI, MP Dra. NETTY WS MS Nomor : 0191.0/023-04.2/III/2009, tanggal 20 April 2009 ABSTRACT Hairy root cultures have been widely studied and applied for production of plant secondary metabolites. Manipulation to increase secondary metabolites production can be done by elicitation with addition of certain enzymes. The objectives of this research was to find out the best elicitor to increasing secondary metabolites (triterpenoid) of hairy root culture of Centella asiatica. The research has been done in Laboratory of Plant Physiology, Biology Department, Faculty of Mathematic and Science, Andalas University, Padang from March 2009 until November 2009. Elicitation was done by the addition of pectiolase and cellulose at the concentration 0, 5, 10, 15, 20 and 25 mg/l, respectively. The result showed that the best concentration for both of elicitor were 5 to 10 mg/l. Keywords : Centella asiatica, hairy root culture, elicitor, triterpenoid TEKNIK INDUKSI PLANLET ALBINO DUA JENIS Ophiorrhiza sp. SECARA IN VITRO MENGGUNAKAN BEBERAPA KONSENTRASI SITOKININ DAN GULA (SUKROSA) Netty W. Surya dan Zozy Aneloi Noli Laboratorium Fisiologi Tumbuhan, Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Andalas, Padang - Sumatera Barat Abstrak Penelitian tentang Teknik Induksi Planlet Albino Dua Jenis Ophiorrhiza sp. secara In Vitro menggunakan beberapa konsentrasi sitokinin dan gula (sukrosa) telah dilakukan dengan memanfaatkan nodus sebagai sampel yang berasal dari perbanyakan secara in vitro. Induksi pembentukan tunas albino dilakukan pada konsentrasi BAP 1-5 mg/L dengan pemberian konsentrasi gula normal sebanyak 30 g/L. Induksi pembentukan tunas albino juga dilakukan dengan mengkombinasikan konsentrasi gula 15-75 g/L dan kinetin 4-8 mg/L. Tunas albino yang dihasilkan kemudian dioptimalisasi pertumbuhannya dan dimultiplikasi tunasnya pada media terbaik yang didapatkan dalam menginduksi pembentukan tunas albino. Kemampuan mempertahankan sifat albino diamati pada media yang sama. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa eksplan nodus kedua jenis Ophiorrhiza mampu membentuk tunas albino pada media MS dengan penambahan 5 mg/L BAP dan 30 g/L gula. Pembentukan tunas albino pada kedua jenis Ophiorrhiza semakin tinggi dengan semakin tingginya konsentrasi gula dan kinetin yang diberikan pada media MS sampai batas toleran eksplan terhadap konsentrasi gula. Multiplikasi tunas albino kedua jenis Ophiorrhiza pada media MS + 5 mg/L BAP + 30 g/L gula tergolong sangat tinggi baik untuk tunas normal maupun albino. Sifat albino yang dimiliki oleh tunas-tunas albino yang dihasilkan pada kedua jenis Ophiorrhiza dapat berubah kembali normal atau tetap bertahan albino. Kata kunci : Ophiorrhiza sp., tunas albino, 6-Benzilamino purin (BAP), Kinetin (KIN) induksi, multiplikasi, Medium Murashige-Skoog (MS). HIBAH BERSAING FUNGSIONALISASI PERMUKAAN SILIKA SEBAGAI MATERIAL PENDUKUNG BAGI KATALIS SENYAWAAN KOMPLEK LOGAM TRANSISI; SINTESIS, KARAKTERISASI DAN UJI AKTIFITAS KATALITIKNYA Syukri*+, Admi*, Imelda* dan Hosli Hidayat* *Laboratorium Kimia Material Jurusan Kimia FMIPA Unand +Kontak person: syukri.darajat@yahoo.com ABSTRAK Proses grafting untuk mengimmobilisasi ion komplek asetonitriltembaga(II) pada silika yang telah dimodifikasi dengan basa Bronsted anilin dan asam Lewis AlCl3 telah dapat dilakukan. Bukti eksperimental telah terjadinya interaksi antara support modifikasi dengan kation komplek diperoleh melalui pengukuran sampel dengan SEM-EDX, Mikroskop Optis, FTIR dan BET. Jumlah tembaga yang dapat dimuat oleh silika modifikasi adalah 6,63 %. Sampel dimana ion komplek digrafting pada silika modifikasi menunjukkan morfologi permukaan yang lebih baik dari silika induknya. FTIR mengkonfirmasi keberadaan komplek heksaasetonitriltembaga(II) dan BET memberikan bukti bahwa proses grafting mencapai bahagian dalam pori-pori silika modifikasi. Uji aktifitas katalitik dan tes leaching katalis tersebut masih dalam pengerjaan. Kata kunci: Support, Katalis, Immobilisasi, Grafting, Komplek. Ants from forests and agriculture landscapes of West Sumatra Henny HERWINA1, YAHERWANDI2, Rijal SATRIA3 Department of Biology Faculty of Mathematics and Natural Sciences, Andalas University, Padang, West Sumatra, Indonesia, 25163 1, 3 Email: herwina@gmail.com Faculty of Agriculture, Andalas University, Padang, West Sumatra, Indonesia, 25163 Introduction Since most ant species are stationary and have a perennial nest with a restricted foraging range, they are useful as indicators of environmental conditions (Hashimoto et al., 2001, Andersen et al., 2002). Knowledge of diversity of ants in an area can provide a great deal of useful information for conservation planning. An inventory of the species of ants in an area will provide data on their distribution and will document the present of any rare, threatened, or ecologically important species (Alonso and Agosti, 2000). The information about ants in Indonesia is still limited. This study aimed to investigate the species composition and abundant of ground foraging ant in three secondary forests and agriculture landscape of West Sumatra. Kajian Starter Berkualitas dan Pengembangan Pangan Probiotik Tradisional Sumatera Barat oleh: Dr.phil.nat.Nurmiati Drh. Yulherman MS., Ph.D Dr.phil.nat. Periadnadi Nomor 126.a/H.16/PL/HB.PHB/IV/2009 Tanggal 20 April 2009 ABSTRAK Karakter bakteri-bakteri asam laktat sebagai probiotik dalam makanan/minuman susu dan non-susu telah dikaji dalam suatu penelitian dengan judul ”Kajian Starter Berkualitas dan Pengembangan Pangan Probiotik Tradisional Sumatera Barat” yang dilakukan di Lapangan melalui survey dan dilanjutkan di Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Dari hasil pengkajian didapatkan bahwa bakteri asam laktat mempunyai karakter berbeda-beda dalam pola-pertumbuhan dan - fermentatif. Keberadaaan dan potensi bakteri-bakteri ini dalam pangan probiotik terutama dibatasi oleh substrat dan suhu. Peningkatan jumlah populasi probiotik terjadi seiring dengan penurunan pH. Kualitas dan karakter dadih produk isolat monokultur sangat tergantung pada karakter fisiologis masing-masing isolat dalam sifat dan potensi fermentifnya Nira aren dapat dijadikan sebagai media probiotik L acidophillus dan L bulgaricus dalam produksi Minuman Probiotik yang disukai. Minuman probiotik Niro L acidophillus dan L bulgaricus sama-sama disukai dalam hal rasa, walau dalam lama fermentasi yang berbeda. Kosentrasi garam 2 sampai 3% memberi peluang yang lebih besar terhadap kehadiran bakteri-bakteri pembentuk asam yang dicirikan dari penurunan pH produk Asam Durian INHIBISI BAKTERI Escherichia coli DENGAN TITANIA MODIFIKASI FeCuNi - Doped TiO2 Yetria Rilda a, Syukri Arief a, Yasmi Yusfah b ABSTRAK Nanopartikel FeCuNi - TiO2 hasil modifikasi dengan doping ion dopant transisi ganda FeCuNi doped TiO2 dapat bersifat sebagai anti mikroba dengan laju inhibisi mencapai ≥ 95 % terhadap suspensi sel yang mengandung Escherichia coli. Proses inhibisi dapat berlansung lebih efektif jika disinari dengan sinar Ultra Violet (UV) λm : 365 nm dan persentase inhibisi meningkat secara signikan dengan lama durasi penyinaran UV. Pada sistim media reaksi fotobiokatalis FeCuNi-TiO2 dengan penyinaran UV selama 120 menit memberikan efisiensi inhibisi optimum 96.4 % pada konsentrasi FeCuNi-TiO2 1.5 g/L terhadap Escherichia coli. Dari analisis SEM dapat diamati adanya perbedaan morfologi sel bakteri dengan efek inhibisi FeCuNi-TiO2 dan tanpa FeCuNi-TiO2 sebagai kontrol pada pembesaran 5000 kali. Keyword : Inhibisi, Titania modifikasi, FeCuNi - Doped TiO2, Escherichia coli MEMPELAJARI KARAKTERISTIK MALTODEKSTRIN (DP 3-9) HASIL HIDROLISIS TEPUNG SAGU SEBAGAI SUMBER KARBOHIDRAT PADA MINUMAN BERENERGI Peneliti Dra. Armaini MS1, Dra. Refinel, MS1 dan Prof. Dr. Abdi Dharma1 1Kimia-FMIPA-UNAND ABSTRAK Maltdodektrin (DP.3-9) hasil hidrolisis sagu Mentawai memiliki karakteristik fisik sesuai standar sumber karbohidrat minumana berenergi dengan karakteristik sebagai berikut: stabilitas maltodektrin (DP3-9) selama penyimpanan dalam lemari pendingin sangat baikkarena tetap dapat larut baik dan tidak terjadi pengendapan sampai 10 minggu penyimpanan sedangkan maltodektrin komersil terjadi pengendapan pada minggu ke 2 dan ke 4 pada perlakuan tampa dan dengan sterilisasi, warna (derajat putih) maltodektrin (DP3-9) ( 95,05 %) lebih putih dibandingkan maltodekstrin komersil (92,54 %) , derajat osmolalitas berbasis glukosa dengan derajat osmolalitas 1000 mOsmol/kg, maltodektrin (DP 3-9) 180 mOsmol/kg dan maltodektrin komersil 94 mOsmol/kg. Viskositas dari maltodektrin (DP3-9) pada konsentrasi 4 % dan 5 % adalah 1,30 dan 1,35, maltodektrin komersil adalah 1,37 dan 1,45, glukosa 1.22 dan 1.30. Derajat kemanisan yang jauh lebih rendah dibandingkan glukosa (57,00 -60,00), Maltodekstrin (DP3-9) (7,00-7,50) dan maltodektrin komersil (7,00-7,20). Karakteristik biologis maltodektrin (DP 3-9) dilakukan secara invivo yaitu menggunakan tikus Sprague Dawley umur 3 bulan sebelum perlakuan dipuasakan selama 24 jam, untuk mengamati laju absorpsi maltodektrin DP 3-9 berdasarkan peningkatan kadar gula darah tikus. . Laju absorbsi maltodekstrin (DP 3-9) tertinggi 160 mg/dl terjadi setelah 90 menit perlakuan, ini lebih tinggi dibandingkan dengan maltodektrin komersil 155 mg/dl pada menit ke 120 dibandingkan dengan glukosa 160 mg/dl pada menit ke 30. Laju absorbsi sebagai indikator ketersedian energi dan waktu perlakuan merupakan indikator lamanya ketersedian energi dalam tubuh. Key Words: Sagu Mentawai; Maltodekstrin; Karakteristik Fsik; Karakteristik biologis PRODUKSI KERATINASE TERMOSTABIL DARI Bacillus licheniformis KA-08 AMOBIL DAN APLIKASINYA UNTUK BAHAN PENYAMAK KULIT Oleh : Anthoni Agustien, MSi, Yetria Rilda Kontrak Nomor : 126.a/H.16/PL/HB-PHB/IV/2009 Tanggal 20 April 2009 ABSTRAK Telah dilakukan penelitian tentang produksi keratinase termostabil dari Bacillus licheniformis KA-08 amobil. Sumber keratinase adalah Bacillus licheniformis KA-08 isolat sumber air panas Ambayan Sumatera Barat. Jumlah sel ditentukan berdasarkan metode total plate count (TPC), aktivitas enzim ditentukan menurut metoda Brandelli dan Riffel yang dimodifikasi, pengukuran kadar protein menurut metode Lowry. Optimisasi produksi keratinase pada kondisi : waktu panen enzim 30 jam inkubasi, keratinase bersifat termostabil dan induktif dengan induser keratin, suhu inkubasi : 500 C, pH medium 8, agitasi 175 rpm, inokulum 5%, glukosa 1% sebagai sumber karbon, kalium nitrat 1% sebagai sumber nitrogen. Optimisasi ekstrinsik dapat meningkatkan produksi sampai 11 kali. Produksi keratinase termostabil dengan menggunakan sel amobil maksimum dihasilkan pada 12 jam inkubasi, dengan kondisi konsentrasi alginat 3%, jumlah butiran alginat 300 butir dan penggunaan berulang sampai 9 kali. Kata kunci : keratinase, termostabil, sel amobil, Bacillus licheniformis KA-08, TPC. DIVERSITAS FUNGI EKTOMIKORIZA ISOLAT LOKAL DAN POTENSINYA DALAM MENINGKATKAN PERTUMBUHAN STEK TANAMAN MERANTI (Shorea sp.) Feskaharny Alamsjah; Eti Farda Husin ABSTRAK Permasalahan yang sering timbul dalam pengembangan hutan tanaman meranti adalah dalam pengadaan bibit dengan mutu yang baik. Pada umumnya musim berbunga dan berbuah dari tanaman meranti tidak teratur dan buahnya bersifat rekalsitran. Untuk itu diperlukan bibit yang berkualitas yaitu kokoh, sehat, seragam serta mudah beradaptasi dengan lingkungan baru dan dapat tumbuh baik di lapangan. Salah satu cara untuk meningkatkan kualitas bibit adalah memberikan masukan teknologi berupa pemanfaatan mikroorganisme seperti fungi ektomikoriza. Informasi tentang asosiasi tanaman meranti dengan fungi ektomikoriza masih terbatas, bahkan di Sumatera Barat informasi tersebut belum ada. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui potensi dan mendapatkan berbagai isolat lokal fungi ektomikoriza spesifik tanaman meranti (Shorea spp.) serta mendapatkan isolat lokal fungi ektomikoriza yang paling efektif dalam usaha peningkatan pertumbuhan bibit meranti. Penelitian dilakukan secara bertahap yaitu: 1) Potensi fungi ektomikoriza indigenus, dengan mengoleksi, mengisolasi dan skrining fungi ektomikoriza di rizosfir berbagai tanaman meranti di Sumatera Barat serta mengoleksi spesimen tanaman meranti tesebut dan mengidentifikasinya. 2) Menguji efektivitas berbagai genus fungi ektomikoriza indigenus terhadap pertumbuhan stek tanaman meranti (Shorea spp.), sehingga diperoleh fungi ektomikoriza terseleksi/isolat unggul yang memperlihatkan pengaruh pertumbuhan terbaik bagi bibit tanamannya. Dari data yang diperoleh dan berdasarkan kemiripan secara morfologi, jenis-jenis fungi ektomikoriza yang ditemukan dapat dikelompokkan menjadi 58 jenis, namun yang dapat diidentifikasi sampai genus ada 10, yaitu Scleroderma sp1, Scleroderma sp2, Scleroderma sp3, Laccaria sp, Russula sp1, Russula sp2, Boletus sp, Amanita sp1, Amanita sp2 dan Cantharellus sp. Sel
Item Type: | Teaching Resource |
---|---|
Subjects: | A General Works > AC Collections. Series. Collected works |
Unit atau Lembaga: | UNSPECIFIED |
Depositing User: | lp Unand Ampera Warman |
Date Deposited: | 25 Jun 2010 08:01 |
Last Modified: | 23 Sep 2011 02:50 |
URI: | http://repository.unand.ac.id/id/eprint/76 |
Actions (login required)
View Item |